Senin, 14 September 2015

Profil Singkat Padukuhan Siyono Kulon

Siyono Kulon merupakan salah satu wilayah padukuhan yang bisa disebut tertua di Desa Logandeng, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul. Letaknya yang condong ke barat dari letak geografis Desa Logandeng. Padukuhan sebelah barat ini berbatasan dengan Padukuhan Sayangan, Desa Bandung. Aliran sungai yang melentang dari utara ke selatan itulah sebagai garis perbatasan kedua padukuhan tersebut. Dari sejak zaman dahulu, padukuhan ini mempunyai sebutan yakni jetis sebagai nama lain dari Padukuhan Siyono Kulon.
Kepala Padukuhan Siyono Kulon pertama kali dijabat oleh Bapak Karyo Dimeja dan pada masa itulah mendapatkan sesebutan lain yakni "miruda".
Setelah Bapak Karyo Dimeja lepas dari jabatan dukuh, kemudian Bapak Iman Adi alias Iman Karmiyo melanjutkan menjabat sebagai PJ (Pejabat Sementara) Dukuh Siyono Kulon tersebut.
Di era tahun 1985 secara demokratis masyarakat melakukan pemilihan Kepala Padukuhan, setelah melaksanakan pemilihan, munculah seorang nama Bapak Lasiyo yang mendapatkan suara terbanyak setelah pemungutan suara dan otomatis menjabat sebagai dukuh yang ke dua sampai masa purna yakni tahun 2017 dan digantikan oleh Ibu Febriana sampai tahun 2018 melalui proses seleksi sesuai aturan konstitusional saat ini. Kemudian tidak berselang lama, Ibu Febriana mengundurkan diri dari jabatan Dukuh Siyono Kulon, kemudian digantikan sementara oleh Bapak Suparno sampai dengan pelantikan Dukuh Siyono Kulon yang baru. Pada bulan September 2019 melalui poses seleksi dan munculah nama Yuli Ardianto sebagai dukuh Siyono Kulon saat ini. Padukuhan Siyono Kulon atau Jetis telah tercatat kurang lebih 558 orang penduduk dan telah terdiri dari tujuh RT yakni dari RT 28 sampai RT 34 dan luas wilayah padukuhan ini sekitar 27 ha.
Padukuhan Siyono Kulon mempunyai keluasan lahan pertanian ladang di sektor selatan dan dimanfaatkan warga masyarakat sebagai salah satu mata penacaharian yang menghasilkan bagi para petani, lahan pertanian yang bersifat tadah hujan ini seiring musim penghujan para petani menggarapnya untuk ditanami tanaman padi, setelah itu biasanya kedelai, disaat musim kemarau panjang mereka menanam berbagai macam seperti menyetren buah semangka, bawang merah, semangka, ketimun , kacang panjang, jagung dan lain sebagainya dengan pengairan menggambil air dari sumur ladang ataupun di  sungai agar pertanian mereka tetap hidup segar, hijau dan dapat menghasilkan. Ladang di wilayah pertanian Padukuhan ini mempunyai sesebutan yakni alas blumbang, dan alas salak.

3 komentar: