Siyono Kulon merupakan salah
satu wilayah padukuhan yang bisa disebut tertua di Desa Logandeng, Kecamatan Playen,
Kabupaten Gunungkidul. Letaknya yang condong ke barat dari letak geografis Desa
Logandeng. Padukuhan sebelah barat ini berbatasan dengan Padukuhan Sayangan,
Desa Bandung. Aliran sungai yang melentang dari utara ke
selatan itulah sebagai garis perbatasan kedua padukuhan tersebut. Dari sejak
zaman dahulu, padukuhan ini mempunyai sebutan yakni jetis sebagai nama
lain dari Padukuhan Siyono Kulon.
Kepala Padukuhan Siyono Kulon
pertama kali dijabat oleh Bapak Karyo Dimeja dan pada masa itulah mendapatkan
sesebutan lain yakni "miruda".
Setelah Bapak Karyo Dimeja lepas
dari jabatan dukuh, kemudian Bapak Iman Adi alias Iman Karmiyo melanjutkan
menjabat sebagai PJ (Pejabat Sementara) Dukuh Siyono Kulon tersebut.
Di era tahun 1985 secara
demokratis masyarakat melakukan pemilihan Kepala Padukuhan, setelah
melaksanakan pemilihan, munculah seorang nama Bapak Lasiyo yang mendapatkan
suara terbanyak setelah pemungutan suara dan otomatis menjabat sebagai dukuh
yang ke dua sampai masa purna yakni tahun 2017 dan digantikan oleh Ibu Febriana sampai tahun 2018 melalui proses seleksi sesuai aturan konstitusional saat ini. Kemudian tidak berselang lama, Ibu Febriana mengundurkan diri dari jabatan Dukuh Siyono Kulon, kemudian digantikan sementara oleh Bapak Suparno sampai dengan pelantikan Dukuh Siyono Kulon yang baru. Pada bulan September 2019 melalui poses seleksi dan munculah nama Yuli Ardianto sebagai dukuh Siyono Kulon saat ini. Padukuhan Siyono Kulon atau Jetis telah tercatat kurang lebih 558 orang penduduk dan telah terdiri dari tujuh RT yakni dari RT 28 sampai RT 34
dan luas wilayah padukuhan ini sekitar 27 ha.
Padukuhan Siyono Kulon mempunyai keluasan lahan
pertanian ladang di sektor selatan dan dimanfaatkan warga masyarakat sebagai
salah satu mata penacaharian yang menghasilkan bagi para petani, lahan
pertanian yang bersifat tadah hujan ini seiring musim penghujan para petani
menggarapnya untuk ditanami tanaman padi, setelah itu biasanya kedelai, disaat
musim kemarau panjang mereka menanam berbagai macam seperti menyetren buah
semangka, bawang merah, semangka, ketimun , kacang panjang, jagung dan lain
sebagainya dengan pengairan menggambil air dari sumur ladang
ataupun di sungai agar pertanian
mereka tetap hidup segar, hijau dan dapat menghasilkan. Ladang di wilayah
pertanian Padukuhan ini mempunyai sesebutan yakni alas blumbang, dan alas
salak.
Zona mancing mania siyono,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuslanjut ngeblog om
BalasHapus